Sebagai Kapuas
tak pernah puas
mengisi laut
Tak takut
kemenangan harus direbut.
Dalam bertjermin air sendja
langit tenang dan hati penuh kata-kata
gadis-gadis mendajung sampan
pemuda-pemuda mandi senjuman
buruh penoreh karent hutang bertimbun
pemandjat kelapa lapar dikebun
nelajan berlawan dikedjar padjak
petani menundukkan hutan setapak demi setapak
prang bilang koperasi menolong petani
disini koperasi menelan gula, kopra, karet, ikan
ah malam jang datang
sampai mati terus berdjuang
djika kehidupan melawan maut
kemenangan harus direbut
kita berlawan kehidupan
dan djatuh tjinta kehidupan.
Seorang kawan menepuk bahu
kutanja bagaimana Kapuas Hulu?
sampan berkedjaran
anak-anak bermain bersimburan
ditengah hutan
perbatasan
palu arit digambarkan dipohon-pohon
tanpa pandji, sepenuh hati
disumpahlah kawan baru dengan chidmat dan djabat tangan
Apa jang lebih besar dari kesederhanaan dan kebenaran
mendukung kepertjajaan Partai dan harapan diperdjuangkan
ada orang berdjuang mentjari kekajaan
ada orang berdjuang mentjari pembebasa
Mengapa kau tanja Djakarta?
kotaku tjantik
kita beladjar dari patriot paling baik
dalam mimpin meludahi tuan-tuan paling tengik.
O, malam gerimis
djangan tjoba mengantjam hati Komunis
sedalam-dalam laut
masih dalam bentji dan tjinta sekudjur tubuh
Mengalirah Kapuas, mengalir
segala tjita, tanpa batas, tanahair
O, malam pandjang
menggenggam pukulan datang berulang
tetapi kesedaran mendjemput pasti menang
biar gelisah air Kapuas, biar gelisah air laut
derdatangan angin lembut
sebelum tidur
pradjurit siap bertempur
siap pahit, kuat manis, berani hidup, berani gugur
Apalagi jang harus diutjapkan kepada Kapuas?
Partai meluas
Apalagi jang harus diutjapkan kepada pantai?
dimana-mana Partai
Djuga di dalam hati
djantung berdenjut diwaktu pagi
Partai ditjubit, Rakjat sakit
Rakjat diganggu, Komunis bangkit
Sebagai Kapuas
tak pernah puas
Tak takut
betapapun kemenangan harus didjemput
S. Anantaguna