Ditepi sungai Asahan kami berdjumpa
seorang pradjurit tua tak berpangkat, katanja:
“beribu kami berdiri disini
mendjaga bumi merdeka ini.”
Aku tak tanja asal kampungnja
baginja seluruh bumi Indonesia tanah airnja
Aku tak tanja siapa orang jang membesarkannja
sebab katanja, dewasa dan gagahku oleh tangan kaum tani
Aku tak tanja apa pangkatnja
sebab katanja, rakjatlah pemberi segala.
Tepi-air tak sampai menjentuh tempat kami berdiri
tapi bumi ini mengikatnja sedalam tjinta dihati
ia berbisik:
“djangan tuan mimpi kemerdekaan punja isi
kalau ada diantara kami tak tahu musuh revolusi.”
Dari balik wadjah tak berubah
Ia ingat pesan Bung Karno dalam dwikora:
“Ganjang Malaysia, perkuat ketahanan revolusi”
Dan matanja menjala mengukir kemenangan
suara tawanja dibawa air ketepi-tepi pantai pasir tanah air
tawa seorang pradjurit jang rindu
rindu pada kemerdekaan penuh
Ketika sendja tiba dan aku akan ke Djakarta
kami harus berpisah dan katanja:
“Salamku pada Bung Aidit,
sampaikan, akulah anak tani jang jadi pradjurit,
beribu anak tani berdiri disini,
dengan sendjata bela kemerdekaan ini sampai mati.”
F.L. Risakotta