Revolusi Permanen

Leon Trotsky (1928)


I. Motivasi dan Tujuan Karya ini

 

Selama enam tahun belakangan ini, permintaan terhadap teori di dalam partai di bawah kepemimpinan blok Kanan-Sentris telah dipenuhi oleh teori anti-Trotskisme, yakni satu-satunya produk yang tersedia dalam jumlah yang tak terbatas dan didistribusikan secara bebas. Stalin terlibat dalam teori untuk pertama kali pada 1924, dengan artikel-artikelnya yang mengkritik Revolusi Permanen. Bahkan Molotov dibaptis sebagai “pemimpin” dalam front ini. Pemalsuan berlangsung besar-besaran. Beberapa hari yang lalu, saya kebetulan menemukan sebuah pengumuman mengenai publikasi tulisan-tulisan Lenin pada 1917 di Jerman. Ini adalah hadiah yang tak ternilai untuk kelas buruh Jerman yang maju. Bagaimanapun juga kita dapat membayangkan betapa banyaknya pemalsuan yang ada di dalam teks tersebut dan terutama sekali dalam catatan-catatan kakinya. Kita cukup menunjukkan bahwa karya pertama di dalam buku tersebut adalah surat Lenin kepada Kollontai di New York. Mengapa? Karena surat tersebut mengandung kalimat-kalimat yang keras mengenai saya, berdasarkan informasi yang sepenuhnya palsu dari Kollontai, yang telah memberikan Menshevismenya yang organik sebuah histeria ultra-kiri pada hari-hari itu. Di dalam edisi Rusia, para epigone terpaksa mengatakan, bahkan bila hanya secara ambigu, bahwa Lenin telah mendapatkan informasi yang salah. Namun dapat kita asumsikan bahwa edisi Jerman ini tidak akan menyediakan informasi tersebut. Kita juga dapat menambahkan bahwa dalam surat yang sama terdapat serangan-serangan yang ganas terhadap Bukharin, yang pada saat itu bersolidaritas dengan Kollontai. Hal ini telah dipendam, akan tetapi hanya untuk sementara. Bagian tersebut akan dipublikasikan hanya jika kampanye terbuka melawan Bukharin diluncurkan. Kita tidak harus menunggu terlalu lama untuk itu.[1] Di sisi yang lain sejumlah dokumen yang sangat berharga, artikel-artikel dan pidato-pidato Lenin, demikian juga notulensi-notulensi pertemuan, surat-surat, dsb., tetap dirahasiakan karena mereka ditujukan untuk melawan Stalin dan kawan-kawannya dan merusak legenda “Trotskisme”. Dari sejarah tiga revolusi Rusia, demikian juga sejarah Partai Bolshevik, secara harafiah tidak ada satu bagian pun yang dibiarkan utuh: teori, fakta-fakta, tradisi-tradisi, warisan Lenin, semuanya telah dikorbankan untuk perjuangan melawan “Trotskisme” yang diciptakan dan diorganisir, setelah Lenin jatuh sakit, sebagai perjuangan pribadi melawan Trotsky, dan yang kemudian berkembang menjadi perjuangan melawan Marxisme.

Telah terkonfirmasikan kembali bahwa apa yang tampak sebagai penggalian yang paling tak berguna untuk membangkitkan kembali perselisihan-perselisihan yang telah lama dilupakan biasanya memuaskan beberapa kebutuhan sosial yang tak-sadar, sebuah kebutuhan yang di dalam dirinya sendiri tidak mengikuti garis perselisihan-perselisihan lama tersebut. Kampanye melawan “Trotskisme” sebenarnya adalah sebuah kampanye melawan tradisi Revolusi Oktober, yang semakin lama semakin menyesakkan dan tidak dapat ditahan oleh kaum birokrasi baru. Mereka mulai mencap segala sesuatu yang ingin mereka singkirkan sebagai “Trotskisme”. Dengan demikian perjuangan melawan Trotskisme secara berangsur-angsur menjadi ekspresi teori dan politik reaksi di antara kelompok non-proletar yang luas dan sebagian juga di antara lingkaran-lingkaran proletariat, dan refleksi dari reaksi ini di dalam partai. Karikatur dan distorsi sejarah mengenai pertentangan antara Revolusi Permanen dan garis Lenin mengenai “aliansi dengan muzhik[2]“ berkembang pesat pada 1923. Ini muncul bersamaan dengan periode reaksi sosial, politik dan partai, sebagai ekspresinya yang paling kasar, sebagai antagonisme organik kaum birokrasi dan para pemilik properti terhadap revolusi dunia dengan gangguan “permanennya”, sebagai kerinduan kaum borjuis kecil dan pejabat-pejabat administrasi akan ketenangan dan ketertiban. Serangan yang ganas terhadap Revolusi Permanen adalah untuk membersihkan jalan bagi teori sosialisme di satu negeri, yakni variasi terbaru dari sosialisme nasional. Dengan sendirinya, tentu saja akar-akar sosial baru yang menjadi dasar dari perjuangan melawan “Trotskisme” tidak membuktikan ketepatan atau kekeliruan teori Revolusi Permanen. Namun, tanpa sebuah pemahaman mengenai akar-akar tersembunyi ini, polemik ini hanya akan bersifat akademis dan tandus.

Dalam tahun-tahun terakhir ini saya menemukan bahwa adalah mustahil untuk memisahkan diri saya dari masalah-masalah baru dan kembali pada masalah-masalah lama yang terkait pada periode Revolusi 1905, sepanjang masalah-masalah tersebut terutama berkaitan dengan masa lalu saya dan telah direkayasa untuk digunakan melawan masa lalu saya. Untuk menganalisa perbedaan-perbedaan pendapat yang lama dan terutama sekali kesalahan-kesalahan lampau saya, dengan latar belakang situasi saat itu – sebuah analisa yang begitu menyeluruh sehingga polemik-polemik dan kesalahan-kesalahan tersebut akan dapat dipahami oleh generasi muda, belum lagi tetua-tetua yang hari ini jatuh ke masa kanak-kanak politik kedua – ini membutuhkan satu buku tersendiri. Sangatlah tidak baik untuk membuang-buang waktu saya dan orang lain untuk hal ini, ketika masalah-masalah baru yang sangat penting terus-menerus muncul setiap harinya: tugas-tugas Revolusi Jerman, masalah nasib Inggris, masalah hubungan antara Amerika dan Eropa, masalah-masalah yang muncul dari pemogokan kaum proletar Inggris, tugas-tugas Revolusi Cina dan, terakhir dan terutama, kontradiksi-kontradiksi dan tugas-tugas ekonomi dan sosio-politik internal kita sendiri – semua ini, saya percaya, membenarkan penundaan penulisan buku polemik-historis saya mengenai Revolusi Permanen. Namun kesadaran sosial membenci kevakuman. Dalam tahun-tahun terakhir kevakuman teoritis tersebut telah, seperti yang telah saya katakan, dipenuhi dengan sampah-sampah anti-Trotskisme. Para epigone, filsuf dan para makelar partai yang reaksioner telah jatuh semakin rendah, mereka belajar dari sang Menshevik Martynov, menginjak-injak Lenin, berkubang di dalam lumpur dan menyebut semua ini perjuangan melawan Trotskisme. Dalam tahun-tahun tersebut mereka tidak mampu menghasilkan satu karyapun yang cukup serius atau penting untuk disebut tanpa merasa malu; tidak ada satu pun analisa politik yang mereka ajukan yang telah terbukti benar, tidak ada satu pun prognosis yang terbukti benar, tidak ada satu pun slogan independen yang telah memajukan kita secara ideologi. Yang ada hanyalah sampah dan karya-karya picisan.

Problems of Leninism” karya Stalin adalah ekspresi dari sampah ideologis tersebut, sebuah buku manual resmi bagaimana berpikir sempit, sebuah kumpulan hal-hal dangkal (saya telah berusaha keras menggunakan istilah yang paling moderat). “Leninism” karya Zinoviev adalah Leninismenya Zinoviev, tidak lebih dan tidak kurang. Zinoviev bertindak hampir seperti Luther[3]. Namun sementara Luther berkata, “Di sini saya berdiri; saya tidak dapat melakukan yang lainnya”. Zinoviev berkata, “Di sini saya berdiri ... namun saya dapat melakukan yang lain juga”. Untuk membuat seseorang mempelajari produk-produk teori dari epigonisme ini adalah sebuah penderitaan yang tak tertahankan, dengan perbedaan ini: ketika membaca “Leninism”nyaZinoviev kita akan mengalami sensasi tersedak benang wol, sementara “Problems of Leninism”nya Stalin membangkitkan sensasi tersedak bulu-bulu binatang. Kedua buku tersebut dengan caranya masing-masing adalah gambaran dan mahkota periode reaksi ideologis.

Menyesuaikan semua persoalan – entah dari kanan atau kiri, dari atas atau bawah, dari depan atau belakang – pada Trotskisme, para epigone ini pada akhirnya berusaha membuat setiap peristiwa dunia secara langsung dan tidak langsung tergantung pada bagaimana Trotsky memandang Revolusi Permanen pada 1905. Legenda Trotskisme, yang dipenuhi dengan pemalsuan, pada tingkatan tertentu telah menjadi sebuah faktor dalam sejarah kontemporer. Dan sementara garis politik kanan-sentris dalam tahun-tahun terakhir ini telah melemah di setiap benua karena kebangkrutannya yang berdimensi historis, perjuangan melawan ideologi sentris di Komitern hari ini tidak dapat dibayangkan, atau setidaknya sangat sulit tanpa sebuah evaluasi terhadap perselisihan-perselisihan lama dan prognosis yang bermula dari 1905.

Resureksi pemikiran Marxis dan Leninis di dalam partai mustahil terjadi tanpa sebuah polemik untuk meluluh-lantakkan pemikiran para epigone, tanpa eksekusi teoritis tanpa ampun terhadap kaum birokrasi partai. Tidaklah sulit untuk menulis buku semacam itu. Semua bahan-bahannya sudah tersedia. Tetapi juga sulit untuk menulis buku semacam itu, karena kita harus, dalam kata-kata satiris besar Saltykov, turun ke dalam daerah “ABC yang tidak menyenangkan” dan berkutat cukup lama di dalam atmosfir yang tak nyaman ini. Meskipun demikian, karya ini tidak dapat ditunda lagi, karena garis oportunis dalam masaah-masalah Timur, yaitu separuh umat manusia, dibangun atas dasar perjuangan melawan Revolusi Permanen.

Saya hampir memasuki tugas polemik teoritis yang tidak memikat ini dengan Zinoviev dan Stalin, mengesampingkan karya-karya klasik Rusia untuk jam-jam rekreasi saya (bahkan penyelam pun harus sekali-sekali muncul ke permukaan untuk menghirup udara segar) ketika, tanpa saya duga, sebuah artikel oleh Radek muncul dan mulai beredar, yang ditujukan sebagai pertentangan “yang lebih dalam” antara teori Revolusi Permanen dan pandangan-pandanga Lenin. Awalnya saya ingin mengabaikan karya Radek, kalau tidak perhatian saya akan teralihkan dari menjawab kombinasi karya-karya Stalin dan Zinoviev yang dilemparkan ke saya oleh nasib. Namun sejumlah surat dari kawan-kawan membujuk saya untuk membaca karya Radek lebih dalam dan saya sampai pada kesimpulan berikut: untuk lingkaran kecil orang-orang yang mampu berpikir secara mandiri dan tidak berdasarkan komando, dan dengan konsisten mempelajari Marxisme, karya Radek lebih berbahaya ketimbang literatur-literatur resmi rejim Soviet – seperti halnya oportunisme dalam politik semakin berbahaya ketika dia semakin terkamuflase dan semakin besar reputasi orang yang menutupinya. Radek adalah salah satu kawan politik terdekat saya. Akan tetapi, dalam bulan-bulan terakhir ini banyak kamerad yang telah mengikuti dengan kebimbangan evolusi Radek, yang telah bergerak jauh dari Sayap Kiri ekstrim Oposisi ke Sayap Kanan. Kita semua yang adalah kawan-kawan dekatnya Radek tahu bahwa bakat menulis dan kecerdasan politiknya, yang dikombinasikan dengan karakter impulsif dan mudah-terpengaruhnya, adalah kualitas yang merupakan sumber inisiatif dan kritik yang berguna di bawah kondisi kerja kolektif. Akan tetapi, di bawah kondisi terisolasi, kualitas yang sama dapat menghasilkan hasil yang jauh berbeda. Karya Radek yang terakhir – dan juga sejumlah tindakan dia sebelumnya – mendorong kita pada opini bahwa Radek telah kehilangan kompasnya, atau kompasnya ada di bawah pengaruh gangguan magnetik. Karya Radek bukanlah sebuah perjalanan singkat ke masa lalu yang sporadik. Tidak, karya tersebut tidak dipikirkan dengan baik namun tetap merupakan kontribusi yang sama bahayanya dalam mendukung garis politik rejim, dengan segala mitologi teoritisnya.

Fungsi politik dari perjuangan melawan “Trotskisme” – yang telah dipaparkan di atas – tentu saja tidak berarti bawah di dalam kelompok Oposisi, yang adalah benteng Marxis dalam melawan reaksi ideologi dan politik, tidak boleh ada kritik internal, terutama kritik mengenai perbedaan pendapat lama antara saya dengan Lenin. Sebaliknya, karya oto-kritik semacam ini bisa membuahkan hasil. Namun di sini bagaimanapun juga, pemeliharaan perspektif sejarah yang cermat, penyelidikan serius atas sumber-sumber yang asli dan sebuah penjelasan atas perselisihan-perselisihan di masa lalu dalam hubungannya dengan perjuangan saat ini, akan sangat dibutuhkan. Ini semua tidak kita temui di dalam karyanya Radek. Seperti tidak sadar akan apa yang sedang dia lakukan, dia begitu saja bergabung dengan perjuangan melawan “Trotskisme”; dan Radek tidak hanya menggunakan kutipan-kutipan yang berat-sebelah, namun juga menggunakan penafsiran-penafsiran palsu yang disediakan oleh rejim. Dimana dia sepertinya memisahkan dirinya dari kampanye anti-Trotskisme, dia melakukannya dengan cara yang sangat ambigu sehingga dia benar-benar menyediakannya dengan dukungan ganda dari seorang saksi “penting”. Seperti yang selalu terjadi pada orang yang mengalami kemunduran ideologi, karya terakhir Radek tidak mengandung satu butir pun kecerdasan politik dan bakat menulisnya. Karyanya adalah karya tanpa perspektif, tanpa kedalaman, sebuah karya yang sepenuhnya berdasarkan kutipan, dan karena itu – datar.

Dari kebutuhan politik apa karya tersebut muncul? Dari perbedaan pendapat yang muncul antara Radek dan mayoritas besar kaum Oposisi mengenai Revolusi Cina. Benar bahwa ada beberapa orang yang berkeberatan dan mengatakan bahwa perbedaan pendapat mengenai Cina “tidaklah relevan hari ini” (kata Preobrazhensky[4]). Namun keberatan beberapa orang tersebut tidak pantas mendapatkan pertimbangan yang serius. Seluruh Bolshevisme tumbuh dan berkembang melalui kritik dan asimilasi pengalaman 1905, dalam semua kesegarannya, ketika pengalaman tersebut masih merupakan pengalaman langsung dari generasi pertama Bolshevik. Bagaimana mungkin tidak? Dan peristiwa apa lagi yang dapat dipelajari oleh generasi baru kaum proletar revolusioner hari ini jika bukan dari pengalaman Revolusi Cina yang baru dan masih segar, yang masih berbau darah? Hanya kaum pedantik yang kaku yang mampu “menunda” persoalan Revolusi Cina, untuk mempelajarinya nanti di saat santai dan di dalam “ketenangan”. Pendapat seperti itu bukanlah sifat yang Bolshevik-Leninis, karena revolusi di negeri-negeri Timur belumlah hilang dari agenda gerakan dan tidak ada yang tahu kapan mereka akan muncul.

Mengadopsi sebuah posisi yang keliru mengenai masalah-masalah Revolusi Cina, Radek mencoba membenarkan posisi tersebut secara retrospektif dengan sebuah presentasi yang berat-sebelah dan terdistorsi mengenai perbedaan pendapat antara saya dengan Lenin. Dan di sinilah dimana Radek terpaksa meminjam senjata dari gudang senjata milik orang lain dan berlayar tanpa sebuah kompas di selat yang asing.

Radek adalah kawan saya, namun saya lebih mencintai kebenaran. Sekali lagi, untuk menjawab Radek, saya terpaksa menunda karya yang lebih luas mengenai masalah-masalah revolusi. Pertanyaan-pertanyaan telah diajukan, yang terlalu penting untuk diabaikan, dan pertanyaan-pertanyaan tersebut telah diajukan dengan langsung. Ada tiga kesulitan yang harus saya hadapi: pertama, banyaknya dan beragamnya kekeliruan-kekeliruan di dalam karya Radek; kedua, begitu banyaknya fakta-fakta sejarah dan literatur selama 23 tahun (1905-28) yang membuktikan Radek salah; dan ketiga, sempitnya waktu yang dapat saya gunakan untuk menulis karya ini, karena persoalan ekonomi USSR semakin mendesak.

Semua keadaan tersebut menentukan karakter dari karya ini. Karya ini bisa menjawab sampai selesai permasalah ini. Masih banyak yang belum terurai – sebagian karena karya ini merupakan sambungan dari karya-karya lainnya, terutama “Criticism of the Draft Program of the Communist International”. Bergunung-gunung materi yang telah saya kumpulkan mengenai persoalan ini akan tak terpakai – menunggu penulisan buku yang saya rencanakan untuk melawan para epigone, untuk melawan ideologi ofisial dari era reaksi.

Karya Radek mengenai Revolusi Permanen bersandar pada kesimpulan ini:

“Seksi partai yang baru (Kaum Oposisi) terancam dengan bahaya kemunculan tendensi-tendensi yang akan merobek perkembangan revolusi proletar dari sekutunya – kaum tani.”

Seseorang pertama-tama terkejut pada kenyataan bahwa kesimpulan mengenai sebuah seksi partai yang “baru” ini disebutkan saat paruh kedua 1928 sebagai sebuah kesimpulan baru. Kita telah mendengarnya disebut-sebut berulang kali sejak musim gugur 1923. Namun bagaimana Radek membenarkan pergeserannya ke tesis rejim yang utama? Sekali lagi, tidak dengan jalan yang baru: dia kembali pada teori Revolusi Permanen. Pada 1924-25, lebih dari sekali Radek ingin menulis sebuah pamflet yang ditujukan untuk membuktikan bahwa teori Revolusi Permanen dan slogan Lenin mengenai kediktatoran demokratik proletariat dan tani, dilihat dari skala historis – yaitu, dengan mempertimbangkan pengalaman tiga revolusi kita – tidak dapat dipertentangkan satu sama lain, namun sebaliknya, secara esensi adalah sama. Sekarang setelah meneliti secara menyeluruh persoalan ini “kembali” – seperti yang dia tulis kepada salah satu kawannya – Radek telah mencapai kesimpulan bahwa teori Revolusi Permanen yang lama mengancam seksi partai yang “baru” dengan bahaya perpecahan dengan kaum tani.

Namun bagaimana Radek “meneliti secara menyeluruh” persoalan tersebut? Dia memberikan kita beberapa informasi mengenai hal ini:

“Kita tidak memiliki di tangan kita formulasi-formulasi yang dipresentasikan Trotsky pada 1904 dalam kata pengantar untuk ‘Civil War in France’karya Marx dan pada 1905 dalam ‘Our Revolution’.”

Tahunnya tidak disebutkan dengan tepat di sini, namun kita tidak perlu membahas hal ini. Poin utamanya adalah bahwa satu-satunya karya dimana saya mengutarakan pandangan saya secara kurang lebih sistematis mengenai perkembangan revolusi Rusia adalah di dalam sebuah artikel yang cukup panjang, “Hasil dan Prospek” (di buku “Our Revolution”, Petersburg 1906, hal. 224-286). Artikel ini, yang dirujuk oleh Radek, namun sayangnya diinterpretasikan dengan cara Kamenev, dimuat di dalam organ Polandia milik Rosa Luxemburg[5] dan Tyszko. Secara teori karya ini berdasarkan buku “Our Revolution. Tidak ada seorangpun yang berkewajiban membaca buku tersebut hari ini. Sejak diterbitkannya buku itu, peristiwa-peristiwa besar telah terjadi dan kita telah belajar banyak dari peristiwa-peristiwa tersebut sehingga, jujur saja, saya merasa tidak senang dengan tingkah laku para epigone, yang mempertimbangkan persoalan-persoalan sejarah yang baru bukan dengan melihat pengalaman hidup revolusi-revolusi yang telah kita lalui namun dengan melihat kutipan-kutipan yang hanya berhubungan dengan ramalan kita mengenai revolusi di hari depan. Tentu saja saya tidak ingin mencabut hak Radek untuk membahas persoalan ini dari sisi literatur sejarah juga. Akan tetapi, ini harus dilakukan dengan tepat. Radek mencoba untuk menerangkan nasib teori Revolusi Permanen dalam perjalanannya selama hampir seperempat abad dan mengatakan bahwa dia “tidak memiliki” dokumen-dokumen dimana saya menformulasikan teori ini.

Saya ingin menunjukkan di sini bahwa Lenin, yang sekarang menjadi semakin jelas bagi saya setelah membaca artikel-artikel lamanya, tidak pernah membaca karya utama saya yang disebutkan di atas. Ini mungkin dapat dijelaskan melalui kenyataan bahwa buku “Our Revolution”, yang terbit pada 1906, segera disita dan juga tidak lama kemudian kita terpaksa beremigrasi. Namun kemungkinan juga karena dua pertiga buku tersebut terdiri dari cetak ulang artikel-artikel lama. Saya mendengar dari banyak kamerad bahwa mereka belum membaca buku tersebut karena mereka mengira buku tersebut hanyalah pencetakan ulang karya-karya lama. Jadi, kalimat-kalimat polemik Lenin – yang sedikit jumlahnya dan terpencar-pencar – terhadap Revolusi Permanen hampir seluruhnya secara eksklusif berdasarkan kata pengantar oleh Parvus[6] untuk pamflet saya “Before the Ninth of January”; berdasarkan proklamasi Parvus “No Tsar!” yang sepenuhnya tidak saya ketahui; dan berdasarkan perselisihan internal antara Lenin dengan Bukharin dan yang lainnya. Lenin tidak pernah, bahkan secara singkat, menganalisa atau mengutip “Hasil dan Prospek”,dan keberatan-keberatan Lenin terhadap Revolusi Permanen, yang jelas tidak mengacu pada saya, secara langsung membuktikan bahwa dia tidak membaca karya saya.[7]

Akan tetapi, adalah serampangan untuk berpikir bahwa ini adalah “Leninisme”nya Lenin. Namun sepertinya inilah pendapat Radek. Bagaimanapun juga, artikel Radek yang harus saya teliti di sini menunjukkan bahwa tidak hanya dia “tidak memiliki” karya-karya pokok saya tetapi dia juga tidak pernah membacanya. Jika memang pernah, maka itu dulu sekali, sebelum Revolusi Oktober. Dia pasti tidak mengingatnya.

Tapi persoalan ini tidak berakhir di sini. Pada 1905 atau 1909, dapat diterima dan bahkan tidak dapat dihindari untuk berpolemik satu sama lain mengenai artikel-artikel yang aktual pada saat itu dan bahkan berpolemik mengenai satu kalimat dalam artikel tertentu – terutama di bawah kondisi perpecahan. Namun sekarang, bagi kaum Marxis revolusioner, jika dia ingin mengulas ulang ke belakang periode sejarah besar tersebut, dia harus bertanya pada dirinya sendiri: Bagaimana formula yang didiskusikan itu diterapkan dalam praktek? Bagaimana formula tersebut diinterpretasikan dan direalisasikan dalam aksi? Taktik apa yang diterapkan? Bila Radek mau berusaha untuk membaca dua buku dari “Our First Revolution”(volume II dari “Collected Works”saya), dia tidak akan berpetualang untuk menulis karyanya sekarang ini; atau setidaknya, dia akan menghapus serangkaian keberatannya. Setidaknya, saya berharap dia melakukan itu.

Dari kedua buku tersebut Radek akan menemukan, pertama-tama, bahwa dalam aktivitas politik saya, bagi saya Revolusi Permanen bukanlah pelompatan tahapan demokratik ataupun tahapan-tahapan spesifik lainnya. Dia akan meyakinkan dirinya sendiri bahwa, meskipun saya hidup di Rusia secara ilegal sepanjang 1905 tanpa hubungan apapun dengan para eksil lainnya, saya memformulasikan tugas-tugas tahapan-tahapan revolusi dalam cara yang sama seperti Lenin. Radek akan menemukan bahwa seruan-seruan fundamental kepada kaum tani yang diterbitkan oleh koran sentral Bolshevik pada 1905 ditulis oleh saya; bahwa koran Novaya Zhizn (Hidup Baru) yang diedit oleh Lenin, dalam catatan editorial dengan tegas membela artikel saya mengenai Revolusi Permanen yang muncul di koran Nachalo (Permulaan); bahwa Novaya Zhizn-nya Lenin dan kadang-kadang Lenin sendiri, mendukung dan membela keputusan-keputusan politik Soviet Deputi yang ditulis oleh saya dan yang mana saya bertindak sebagai reporter sembilan dari sepuluh kali kesempatan; bahwa setelah kekalahan Desember[8], saya menulis di penjara sebuah pamflet mengenai taktik-taktik dimana saya menunjukkan bahwa kombinasi ofensif proletariat dengan revolusi agraria kaum tani adalah masalah strategis yang utama; bahwa Lenin menerbitkan pamflet tersebut melalui penerbitan Bolshevik Novaya Volna (Gelombang Baru) dan memberitahu saya melalui Knunyants bahwa dia sepenuhnya setuju dengan pamflet tersebut; bahwa Lenin berbicara di Kongres London pada 1907 mengenai “solidaritas” saya dengan Bolshevisme dalam pandangan-pandangan saya mengenai kaum tani dan kaum borjuasi liberal. Tidak satupun dari hal-hal di atas eksis bagi Radek; tampaknya dia juga tidak memiliki ini “di tangannya”.

Sehubungan dengan karya-karya Lenin, bagaimana dengan Radek sendiri? Tidak baik, atau tidak jauh lebih baik. Radek menggunakan kutipan-kutipan yang memang ditujukan Lenin pada saya namun sebenarnya cukup sering ditujukan pada orang lain (contohnya, Bukharin dan Radek; Radek sendiri mengakui ini). Radek tidak mampu menemukan satu pun kutipan baru dari Lenin yang melawan saya; dia hanya menggunakan materi kutipan yang sudah ada, yang hampir dimiliki oleh setiap penduduk USSR hari ini. Radek hanya menambahkan beberapa kutipan dimana Lenin menerangkan kepada kaum anarkis dan Sosialis Revolusioner[9] mengenai perbedaan antara republik borjuis dan sosialisme – dan di sini Radek menggambarkan seolah-olah kutipan tersebut juga diarahkan melawan saya. Sungguh tak dapat dipercaya, namun benar adanya!

Radek sepenuhnya menghindari deklarasi-deklarasi lama dimana Lenin, yang sangat berhati-hati dan sangat moderat namun dengan penekanan yang kuat, mengakui solidaritas saya dengan Bolshevisme dalam masalah-masalah revolusi yang fundamental. Di sini jangan dilupakan sama sekali bahwa Lenin melakukan ini ketika saya bukan anggota faksi Bolshevik dan ketika Lenin menyerang saya tanpa ampun (dan sungguh pada tempatnya) karena posisi konsiliasi[10] saya – dan bukan menyerang Revolusi Permanen. Mengenai Revolusi Permanen, Lenin membatasi keberatannya, tetapi tidak untuk posisi konsiliasi saya dimana saya mengharapkan Menshevik untuk bergerak ke kiri. Lenin lebih memikirkan perjuangannya melawan posisi konsiliasi ketimbang polemik terisolasi melawan Trotsky sang konsiliator.

Pada 1924, untuk membela tindakan Zinoviev pada Oktober 1917 dari serangan saya, Stalin menulis:

“Kamerad Trotsky gagal untuk memahami surat-surat Lenin (mengenai Zinoviev – L. T), arti dari surat itu dan tujuannya. Lenin kadang-kadang dengan sengaja berlari ke depan, mendorong ke depan kesalahan-kesalahan yang mungkin akan dilakukan, dan mengkritik mereka terlebih dahulu dengan tujuan memberi peringatan kepada partai dan menjaganya dari kesalahan-kesalahan. Kadang dia bahkan akan membesar-besarkan sebuah ‘hal yang remeh-temeh’ dan ‘membuat gunung dari bukit kecil’ untuk tujuan mendidik … Tetapi, untuk menyimpulkan dari surat-surat Lenin tersebut (dan dia menulis cukup banyak surat-surat semacam itu) bahwa ada ketidaksepakatan yang ‘tragis’ dan meneriakkan mereka, ini berarti tidak memahami surat-surat Lenin, ini berarti tidak mengenal Lenin.” (Stalin. “Trotskyism or Leninism”, 1924)

Secara kasar ini berarti “gaya tulisan seseorang menggambarkan karakter orang tersebut”. Ini benar, meskipun ini sangat tidak berlaku di dalam perselisihan-perselisihan selama periode Oktober, yang sama sekali bukan hal yang remeh-temeh seperti “bukit kecil”. Namun bila Lenin biasa menggunakan pernyataan-pernyataan yang berlebihan dan yang pedadogis dan polemik-polemik yang bersifat mencegah dalam hubungannya dengan anggota-anggota terdekat dari faksinya sendiri, maka dalam hubungannya dengan individu yang pada saat itu ada di luar faksi Bolshevik dan menyerukan posisi konsiliasi dia akan lebih melakukan hal tersebut. Tidak pernah terpikir oleh Radek untuk mempertimbangkan hal ini dalam kutipan-kutipan lama tersebut.

Di dalam kata pengantar tahun 1922 untuk buku saya, The Year 1905”, saya menulis bahwa prediksi saya mengenai kemungkinan pendirian kediktatoran proletariat di Rusia sebelum ini dicapai di negeri-negeri maju terbukti 12 tahun kemudian. Radek menggambarkan ini seolah-olah saya mempertentangkan prediksi tersebut dengan garis strategi Lenin. Namun dari kata pengantar tersebut, dapat dengan jelas terlihat bahwa saya mempresentasikan prognonis Revolusi Permanen ini dari titik pandang karakter-karakter dasar yang sejalan dengan garis strategi Bolshevisme. Ketika saya menulis di dalam catatan kaki mengenai “mempersenjatai ulang” partai Bolshevik pada awal 1917, maka ini jelas tidak dalam makna bahwa Lenin mengakui jalan partai sebelumnya adalah “salah”. Melainkan Lenin datang ke Rusia – meskipun terlambat, namun syukurnya cukup untuk memastikan keberhasilan revolusi – untuk mendidik partai Bolshevik agar menolak slogan “kediktatoran demokratik” yang telah kadaluwarsa, slogan yang saat itu masih dipegang erat oleh para Stalin, Kamenev, Rykov, Molotov dan yang lainnya. Ketika para Kamenev menjadi marah karena kata “mempersenjatai ulang”, ini dapat dimengerti, karena proses “mempersenjatai ulang” ini dilakukan untuk melawan mereka. Namun Radek? Dia pertama-kali menjadi marah baru pada 1928, yakni hanya setelah dia sendiri mulai melawan proses “mempersenjatai ulang” yang diperlukan oleh Partai Komunis Cina

Mari saya ingatkan Radek bahwa buku-buku saya, “The Year 1950 (dengan kata pengantarnya yang kriminal) dan “The October Revolution”, ketika Lenin masih hidup adalah buku teks sejarah pokok untuk kedua revolusi tersebut. Pada waktu itu, mereka dicetak berulang kali dalam bahasa Rusia dan juga dalam bahasa-bahasa asing. Tidak pernah ada satu orangpun yang mengatakan kepada saya bahwa buku-buku tersebut mengandung sebuah pertentangan antara dua garis politik, karena pada waktu itu, sebelum revisionisme para epigone, tidak ada anggota partai yang bijak yang mensubordinasikan pengalaman Revolusi Oktober pada kutipan-kutipan lama, melainkan mereka melihat kutipan-kutipan lama tersebut melalui sudut pandang Revolusi Oktober.

Berkaitan dengan hal tersebut ada satu topik lainnya yang disalahgunakan oleh Radek dengan cara yang tak terbayang: Trotsky mengakui – kata Radek – bahwa Lenin benar di dalam pertentangan mereka. Tentu saja saya mengakui ini, dan di dalam pengakuan tersebut tidak ada diplomasi sama sekali. Saya berpikir mengenai keseluruhan jalan sejarah Lenin, keseluruhan posisi teorinya, strateginya, pembangunan partainya. Akan tetapi, pengakuan ini tentu saja tidak dapat diterapkan di setiap kutipan polemik – yang sekarang terlebih-lebih disalahgunakan untuk tujuan yang bertentangan dengan nilai-nilai Leninisme. Pada 1926, ketika saya membentuk blok dengan Zinoviev, Radek memberi peringatan kepada saya bahwa Zinoviev membutuhkan deklarasi dari saya bahwa Lenin benar, berkaitan dengan pertentangan Lenin dengan saya, guna menutupi fakta bahwa Zinoviev salah dalam pertentangannya dengan saya. Saya memahami hal tersebut dengan baik. Dan inilah mengapa saya mengatakan di dalam Sidang Pleno Ketujuh Komite Eksekutif Komunis Internasional bahwa maksud saya adalah kebenaran historis Lenin dan partainya, namun sama sekali bukan kebenaran para kritikus saya saat ini, yang berusaha menutupi diri mereka sendiri dengan kutipan-kutipan yang diambil dari Lenin. Sekarang saya terpaksa harus mengatakan hal yang sama kepada Radek.

Berkaitan dengan Revolusi Permanen, saya hanya berbicara mengenai kekurangan-kekurangan dari teori ini, yang tidak dapat dihindari karena ini adalah sebuah prediksi. Pada Sidang Pleno Ketujuh Komite Eksekutif Komunis Internasional, Bukharin dengan tepat menekankan bahwa Trotsky tidak menyangkal konsepsi Revolusi Permanen secara menyeluruh. Mengenai “kekurangan-kekurangan” ini saya akan membahas mereka di karya yang lain yang lebih luas, dimana saya akan mencoba memaparkan pengalaman tiga revolusi Rusia dan aplikasinya untuk masa depan Komitern, terutama sekali di Timur. Tetapi, untuk mencegah kesalahpahaman, saya ingin mengatakan: Meskipun terdapat kekurangan-kekurangan, teori Revolusi Permanen, bahkan seperti yang diajukan di dalam karya awal saya, terutama “Hasl dan Prospek”, jauh lebih penuh dengan semangat Marxisme dan oleh karena itu jauh lebih dekat dengan garis politik Lenin dan Partai Bolshevik, dibandingkan dengan pandangan retrospektif kaum Stalinis dan Bukharinis dan karya Radek baru-baru ini.

Dengan ini, saya tidak bermaksud mengatakan bahwa konsepsi revolusi saya, di dalam semua tulisan saya, mengikuti garis tunggal yang sama dan kaku. Saya tidak pernah menyibukkan diri saya sendiri dengan mengumpulkan kutipan-kutipan lama – saya terpaksa melakukan ini sekarang karena periode epigonisme dan reaksi di dalam partai – namun saya berusaha sebisa mungkin untuk menganalisa proses-proses kehidupan yang nyata. Dalam 12 tahun (1905-17) aktivitas jurnalistik revolusioner saya, terdapat juga artikel-artikel dimana kondisi-kondisi yang episodik dan bahkan pernyataan polemik episodik yang berlebihan, yang tak terhindari di dalam perjuangan, muncul ke depan dengan melanggar garis strategis. Oleh karena itu, contohnya, dapat ditemui artikel-artikel dimana saya mengekspresikan keraguan mengenai masa depan peran revolusioner kaum tani secara keseluruhan, sebagai sebuah kelompok sosial, dan oleh karenanya saya menolak menetapkan, terutama selama masa perang imperialis, masa depan revolusi Rusia sebagai revolusi “nasional”, karena saya merasa definisi semacam itu adalah ambigu. Namun jangan dilupakan di sini bahwa proses-proses sejarah yang menarik bagi kita semua, termasuk proses-proses di dalam gerakan tani, jauh lebih jelas sekarang ketimbang dulu ketika mereka masih baru berkembang. Saya juga akan mengingatkan bahwa Lenin – yang tidak pernah sekejap pun melupakan masalah kaum tani  – merasa ragu, bahkan setelah Revolusi Februari, akan kemampuan kita untuk memisahkan kaum tani dari kaum borjuasi dan menariknya ke kaum proletar. Saya akan mengatakan kepada para kritikus saya bahwa adalah lebih mudah untuk mencari dalam satu jam kontradiksi-kontradiksi formal di dalam artikel-artikel koran seseorang selama seperempat abad, ketimbang untuk menjaga, bahkan dalam satu tahun, kesatuan garis politik dasar.

Di sini saya tinggal menyebutkan satu pertimbangan lain yang sepenuhnya ritualistik: jika teori Revolusi Permanen memang benar – kata Radek – Trotsky mestinya bisa membentuk sebuah faksi yang besar dengan basis ini. Namun ini tidak terjadi. Oleh karenanya … teori Revolusi Permanen adalah salah.

Argumentasi Radek tersebut, diambil sebagai sebuah proposisi umum, tidak mengandung secuil dialektika pun. Dari argumen di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa titik pandang Kaum Oposisi mengenai Revolusi Cina atau posisi Marx mengenai masalah Inggris, adalah keliru; bahwa posisi Komintern mengenai kaum reformis di Amerika, Austria dan – jika kau kehendaki – di semua negeri, adalah salah.

Jika argumentasi Radek tidak diambil dalam bentuk “historis-filosofi”-nya yang umum, namun hanya dalam aplikasinya pada persoalan yang didiskusikan, maka argumentasi tersebut menyerang Radek sendiri. Argumentasi tersebut mungkin akan masuk akal jika saya berpendapat atau, yang jauh lebih penting, bila peristiwa-peristiwa menunjukkan, bahwa garis Revolusi Permanen bertentangan dengan garis strategi Bolshevisme, berada di dalam konflik dengannya dan semakin lama semakin terpisah darinya. Hanya dengan demikian maka ada dasar untuk pembentukan dua faksi. Tetapi itulah yang ingin dibuktikan oleh Radek. Sebaliknya, saya menunjukkan bahwa meskipun terdapat pernyataan-pernyataan polemik faksional yang berlebihan, garis strategi dasar Revolusi Permanen masih tetap sama dengan Bolshevisme. Lalu darimana faksi kedua dapat muncul? Pada kenyataannya, saya bekerjasama dengan Bolshevik pada revolusi pertama dan kemudian mempertahankan kerja sama tersebut dalam pers internasional untuk melawan kritik para Menshevik pembelot. Pada Revolusi 1917 saya berjuang bersama dengan Lenin melawan oportunisme demokratik dari “para Bolshevik Tua” yang hari ini posisinya telah terangkat oleh gelombang reaksioner dan yang persenjataan satu-satunya adalah penyerangan mereka terhadap Revolusi Permanen.

Saya tidak pernah mencoba membentuk sebuah kelompok faksi atas dasar ide-ide Revolusi Permanen. Posisi saya pada saat itu adalah posisi konsiliasi dan berdasarkan posisi inilah saya cenderung membentuk sebuah faksi. Posisi konsiliasi saya muncul dari semacam fatalisme sosial-revolusioner. Pada saat itu saya percaya bahwa logika perjuangan kelas akan mendorong kedua faksi tersebut (Menshevik dan Bolshevik) ke garis revolusioner yang sama. Signifikansi historis dari kebijakan Lenin masih belumlah jelas bagi saya pada saat itu, yakni kebijakan dia akan sebuah demarkasi ideologi yang tegas dan, bila perlu, perpecahan dengan tujuan untuk menempa dan membangun embrio partai revolusioner yang sejati. Pada 1911, Lenin menulis mengenai hal ini:

“Posisi konsiliasi adalah gabungan dari sikap, keinginan, dan pandangan-pandangan yang terikat dengan esensi tugas-tugas historis yang dihadapi oleh Partai Sosial Demokratik Rusia selama periode kontra-revolusi pada 1908-11. Itulah mengapa selama periode tersebut sejumlah kaum Sosial Demokrat, yang memulai dari premis-premis yang cukup berbeda, jatuh pada posisi konsiliasi. Trotsky mengekspresikan posisi konsiliasi lebih konsisten dari pada yang lainnya. Dia mungkin satu-satunya yang mencoba memberikan tendensi tersebut sebuah pondasi teori.” (Lenin. “The New Faction of Conciliators, or the Virtuous”, 31 Oktober 1911)

Dengan berusaha mengejar persatuan di atas segala-galanya, saya tanpa sadar dan secara tak terelakkan mengekspresikan tendensi-tendensi sentris dalam Menshevisme. Meskipun berulang kali berusaha, saya tidak menemui persetujuan dengan kaum Menshevik, dan saya tidak mungkin menemukannya. Namun, pada saat yang sama, garis konsiliasi ini membawa saya pada konflik yang lebih tajam dengan Bolshevisme, karena Lenin, tidak seperti kaum Menshevik, secara keras menolak posisi konsiliasi. Jelas bahwa tidak ada faksi yang dapat dibentuk dengan platform konsiliasi.

Maka dari itu, inilah pelajaran yang dapat kita tarik: kita tidak boleh menghancurkan atau melemahkan sebuah garis politik demi tujuan konsiliasi yang vulgar; kita tidak boleh memberikan kosmetik pada sentrisme ketika dia berzig-zag ke kiri; kita tidak boleh, dalam mengejar ilusi sentrisme, melebih-lebihkan dan membesar-besarkan perbedaan pendapat dengan sesama pemikir revolusioner yang sejati. Inilah pelajaran-pelajaran yang sesungguhnya dari kesalahan-kesalahan Trotsky yang sesungguhnya. Pelajaran-pelajaran ini sangatlah penting. Mereka masih sangat revelan bahkan sampai hari ini, dan Radek lah yang harus mempelajari mereka.

Dengan sinisisme ideologis yang merupakan karakter Stalin, dia pernah berkata:

“Trotsky pasti mengetahui bahwa Lenin berjuang melawan teori Revolusi Permanen hingga akhir hayatnya. Namun itu tidak menggubris Trotsky.” (Pravda, No. 262, 12 November 1926[11])

Ini adalah karikatur Stalinis yang jauh dari kenyataan, yang kasar dan menipu. Dalam salah satu komunikasinya dengan kaum Komunis luar negeri, Lenin menjelaskan bahwa perbedaan pendapat di antara kaum Komunis adalah satu hal yang cukup berbeda dari perbedaan pendapat dengan kaum Sosial Demokrat. Perbedaan pendapat semacam itu, tulis dia, juga dialami oleh Bolshevisme di masa lalu. Namun “… pada momen ketika kaum Bolshevik merebut kekuasaan dan membentuk Republik Soviet, Bolshevisme terbukti bersatu dan menarik ke dalam dirinya semua tendensi pemikiran sosialis terbaik yang paling dekat dengannya …

Tendensi pemikiran sosialis terdekat mana yang dipikirkan oleh Lenin ketika dia menulis kata-kata tersebut? Martynov atau Kuusinen[12]? Atau Cachin, Thaelmann dan Smeral[13]? Apakah Lenin melihat mereka sebagai “tendensi terbaik yang paling dekat dengannya”? Tendensi lain mana yang terdekat dengan Bolshevisme ketimbang dengan yang saya ajukan mengenai semua masalah fundamental, termasuk masalah tani? Bahkan Rosa Luxemburg pada awalnya tidak mendukung kebijakan agraria pemerintahan Bolshevik. Namun bagi saya tidak ada keraguan mengenai hal tersebut sama sekali. Saya duduk satu meja dengan Lenin ketika dengan pensil di tangannya dia menulis draf hukum agraria. Dan pertukaran pendapat kami tidaklah lebih dari beberapa kalimat singkat. Pertukaran pendapat kami berlangsung kira-kira seperti berikut: langkah hukum agraria ini bersifat kontradiksi, namun secara historis ini sama sekali tak dapat dihindari; di bawah rejim kediktatoran proletar dan dalam skala revolusi dunia, kontradiksi ini akan diperbaiki – kita hanya membutuhkan waktu. Jika memang ada pertentangan fundamental mengenai masalah tani antara teori Revolusi Permanen dan dialektikanya Lenin, bagaimana Radek bisa menjelaskan kenyataan bahwa tanpa menyangkal pandangan dasar saya mengenai alur perkembangan revolusi, saya tidak tersandung sedikitpun oleh masalah tani pada 1917, seperti yang terjadi pada mayoritas kepemimpinan Bolshevik pada masa itu? Bagaimana Radek bisa menjelaskan kenyataan bahwa setelah Revolusi Februari para teoritikus dan politikus anti-Trotskisme hari ini – Zinoviev, Kamenev, Stalin, Rykov, Molotov, dsb. – mengadopsi posisi demokratik-vulgar dan bukan posisi proletariat? Dan sekali lagi: Apa dan siapa yang dibicarakan Lenin ketika dia berbicara mengenai bersatunya Bolshevisme dengan elemen-elemen terbaik dari tendensi-tendensi Marxis yang paling dekat dengannya? Dan bukankah ini menunjukkan bahwa dari perbedaan-perbedaan pendapat masa lalu Lenin tidak melihat dua garis strategi yang tak terdamaikan?

Berkaitan dengan hal ini, yang patut dicatat adalah pidato Lenin pada 14 November 1917, di pertemuan Komite Petrograd.[14] Di pertemuan tersebut, kita mendiskusikan masalah membentuk atau tidak membentuk koalisi dengan Menshevik dan Sosialis-Revolusioner. Bahkan di sana, para pendukung koalisi dengan Menshevik dan Sosialis-Revolusioner – tentunya, dengan sangat malu-malu – mengisyaratkan “Trotskisme”. Apa jawaban Lenin?

“Koalisi? Saya bahkan tidak dapat berbicara serius mengenai hal itu. Trotsky telah lama mengatakan bahwa persatuan ini adalah hal yang mustahil. Trotsky memahami ini – dan semenjak itu tidak ada Bolshevik yang lebih baik dari Trotsky.”

Dalam pandangan Lenin, bukan Revolusi Permanen tetapi posisi konsiliasi-lah yang memisahkan saya dari Bolshevisme. Seperti yang telah kita lihat, untuk menjadi “seorang Bolshevik terbaik”, saya hanya perlu memahami kemustahilan mencapai persetujuan dengan Menshevisme.

Namun bagaimana kita bisa menjelaskan perubahan Radek yang tiba-tiba ini dalam masalah Revolusi Permanen? Saya percaya saya punya satu elemen penjelasan. Pada 1916, seperti yang kita pelajari dari artikelnya, Radek setuju dengan “Revolusi Permanen”; namun kesepakatan dia adalah berdasarkan interpretasi Bukharin terhadap “Revolusi Permanen”. Menurut interpretasi Bukharin, revolusi borjuis di Rusia telah tuntas – bukan hanya peran revolusioner kaum borjuasi dan bukan hanya peran historis slogan kediktatoran demokratik, namun juga revolusi borjuis – dan kaum proletar oleh karenanya harus melanjutkan ke perebutan kekuasaan di bawah sebuah panji sosialis yang murni. Radek menginterpretasikan posisi saya pada waktu itu juga berdasarkan interpretasi Bukharin. Jika tidak, dia tidak mungkin bisa menyatakan solidaritasnya kepada Bukharin dan saya pada waktu yang bersamaan. Ini juga menjelaskan mengapa Lenin berpolemik melawan Bukharin dan Radek, yang berkolaborasi bersama, dan merujuk pada mereka dengan nama samarannya Trotsky. (Radek juga mengakui ini dalam artikelnya.) Saya juga mengingat percakapan dengan M. N. Pokrovsky, seorang rekan Bukharin dan seorang pembangun skema sejarah yang dengan sangat ahli dia tampilkan sebagai Marxisme, yang membuat saya khawatir karena “solidaritas” dia terhadap Revolusi Permanen yang meragukan. Secara politik, Pokrovsky adalah seorang anti-Kadet, dan dia dengan jujur percaya bahwa posisi anti-Kadetnya adalah Bolshevisme.

Pada 1924-25, posisi Bukharin tahun 1916 masih hidup di ingatan Radek, yang terus dia identifikasi sebagai posisi saya. Kecewa dengan posisi yang sangat buruk tersebut, Radek – berdasarkan studi sambil lalu dari tulisan-tulisan Lenin – seperti yang sering terjadi dalam kasus-kasus semacam itu, berubah 180 derajat. Ini adalah hal yang mungkin terjadi karena hal tersebut adalah tipikal. Dengan demikian, Bukharin, yang pada 1923-25 menampakkan jati dirinya yang sesungguhnya, yakni, berubah dari ultra-kiri menjadi oportunis, terus menerus menghubungkan saya dengan masa lalu ideologinya sendiri, yang dia palsukan sebagai “Trotskisme”. Di periode pertama kampanye melawan saya, ketika saya masih kadang kala memaksakan diri saya untuk membaca artikel-artikelnya Bukharin, saya sering bertanya pada diri sendiri: dari mana dia mendapatkan semua ini? – tapi saya kemudian menduga bahwa dia telah membaca buku harian masa lalunya. Dan sekarang saya membayangkan, apakah pondasi psikologi yang sama adalah dasar dari perubahan Radek dari Paulus Revolusi Permanen menjadi Saul. Saya tidak ingin mendorong hipotesa tersebut. Akan tetapi saya tidak dapat menemukan penjelasan yang lainnya.

Bagaimanapun, seperti pepatah Perancis: anggur sudah dituang, dia harus diminum. Kita dipaksa untuk menelusuri kutipan-kutipan lama. Saya telah mengurangi jumlah kutipan-kutipan lama ini sebanyak mungkin. Namun ternyata masih banyak. Biarlah ini jadi pembenaran saya, bahwa dalam pencarian saya di antara kutipan-kutipan lama tersebut saya telah berusaha sekeras mungkin untuk menemukan benang merah yang berhubungan dengan masalah-masalah yang menggelora hari ini.


Catatan

[1] Prediksi tersebut saat ini telah terpenuhi – L. T.

[2] Muzhik - julukan untuk petani Rusia

[3] Martin Luther (1483-1546) adalah ahli teologi Jerman yang ajarannya menginspirasi periode Reformasi. Ia adalah bapak dari Kristen Protestan

[4] Preobrazhensky Alekseyevich (1886-1937) bergabung dengan Bolshevik pada 1903. Ia adalah teoritisi ekonomi Marxis. Pada 1924 dia mendukung Trotsky, dan lalu dipecat dari Partai pada 1927. Dia kemudian menyerah pada Stalin, tapi akhirnya dieksekusi pada 1937 selama periode Pembersihan Stalin

[5] Rosa Luxemburg (1871-1919) adalah ahli teori Marxis paling terkemuka Jerman dan pendiri Partai Komunis Jerman. Bersama-sama dengan Karl Liebknecht, dia dibunuh oleh pasukan para-militer atas perintah pemimpin Sosial Demokrat.

[6] Alexander Parvus (1867-1924) adalah salah satu teoritikus Marxis terkemuka di Eropa Timur; yang mencapai kesimpulan yang serupa dengan teori Revolusi Permanen. Trotsky pecah dengannya pada 1914 ketika Parvus mendukung Perang Dunia Pertama bersama-sama dengan kaum Sosial Demokrat Jerman.

[7] Pada 1909, Lenin mengutip buku “Hasil dan Prospek” di dalam sebuah artikel polemik melawan Martov. Akan tetapi, tidaklah sulit untuk membuktikan bahwa Lenin mendapatkan kutipan tersebut dari tangan-kedua, yakni dari Martov sendiri. Inilah satu-satunya cara menjelaskan sejumlah keberatan Lenin yang ditujukan kepada saya, yang jelas-jelas berdasarkan kesalahpahaman.

Pada 1919, Departemen Penerbitan Negara menerbitkan buku “Hasil dan Prospek” saya sebagai sebuah pamflet. Catatan pada edisi komplit karya-karya Lenin, dimana teori Revolusi Permanen ‘sekarang’ menjadi terkenal, setelah Revolusi Oktober, berasal dari kira-kira tahun yang sama. Apakah Lenin membaca “Hasil dan Prospek” saya pada 1919 atau hanya membacanya sekilas? Saya tidak bisa menjawab ini dengan jelas. Saat itu saya selalu di dalam perjalanan, datang ke Moskow hanya sebentar saja, dan selama pertemuan saya dengan Lenin di dalam periode tersebut – pada puncak perang sipil – kenangan perbedaan faksional tidak pernah masuk ke dalam pikiran kita. Tetapi A.A. Joffe berbicara dengan Lenin, sekitar saat itu, mengenai teori Revolusi Permanen. Joffe melaporkan percakapan dia di dalam surat selamat-tinggalnya yang dia tulis untuk saya sebelum dia meninggal (Baca “My Life”) Dapatkah pernyataan A.A. Joffe berarti bahwa Lenin pada 1919 untuk pertama kalinya membaca “Hasil dan Prospek” dan mengakui kebenaran prognosis sejarah yang terkandung di dalamnya? Dalam hal ini, saya hanya bisa mengekspresikan prediksi psikologis. Kekuatan dari keyakinan atas prediksi ini tergantung pada evaluasi utama dari masalah itu sendiri. Kata-kata Joffe, dimana Lenin mengkonfirmasikan kebenaran prognosis saya, pasti tampak aneh bagi seseorang yang dibesarkan dengan teori pasca-Lenin. Di sisi yang lain, siapapun yang melihat evolusi pemikiran Lenin di dalam hubungannya dengan perkembangan revolusi itu sendiri akan mengerti bahwa Lenin, pada 1919, harus membuat sebuah evaluasi yang baru mengenai teori Revolusi Permanen. Ini berbeda dengan teori Revolusi Permanen yang dulu dia pertimbangkan secara tidak konsisten, sekilas saja, dan kadang penuh kontradiksi, sebelum Revolusi Oktober, berdasarkan kutipan-kutipan terisolasi tanpa bahkan menganalisa posisi saya secara keseluruhan.

Untuk mengkonfirmasikan kebenaran prognosis saya pada 1919, Lenin tidak perlu mempertentangkan posisi saya dengan posisinya. Kita cukup melihat kedua posisi ini di dalam perkembangan sejarahnya. Kita tidak perlu mengulang di sini bahwa isi konkrit yang selalu Lenin berikan pada formula ‘kediktatoran demokratik’ dan yang tidak mengalir dari formula hipotetikal dan mengalir dari analisa perubahan yang sesungguhnya di dalam relasi kelas – bahwa isi taktikal dan organisasional ini telah menjadi sebuah model klasik realisme revolusioner di dalam sejarah. Di dalam hampir semua kasus atau di semua kasus yang penting, dimana saya menentang Lenin secara taktikal dan organisasional, dia selalu benar. Inilah mengapa saya tidak tertarik untuk membela prognosis sejarah saya yang lama, selama ini hanya merupakan kenang-kenangan sejarah. Tetapi saya menemukan diri saya terpaksa harus kembali ke permasalahan ini ketika para epigone yang mengkritik teori Revolusi Permanen bukan hanya mulai membesarkan reaksi teoritis di dalam Internasionale (Komintern), tetapi juga mengubahnya menjadi alat sabotase langsung terhadap Revolusi Cina. – Catatan Leon Trotsky.

[8] Pada Desember 1905, Revolusi 1905 berakhir dengan pembantaian kaum pekerja yang dilakukan oleh tentara pemerintahan, dan ribuan buruh tewas.

[9] Partai Sosialis Revolusioner (disingkat SR) dibentuk pada 1902. Partai ini menekankan bahwa kaum tani adalah kelas yang revolusioner, bukan kaum buruh perkotaan.Pada 1917, partai SR pecah menjadi SR Kiri dan SR Kanan. SR Kanan mendukung Pemerintahan Sementara sedangkan SR Kiri beragitasi untuk penggulingannya. Dengan munculnya pemerintahan Soviet, SR Kiri bergabung dengannya namun SR Kanan meneruskan taktik teroris mereka dan akhirnya dilarang.

[10] Leon Trotsky saat itu mencoba mendamaikan kedua faksi Bolshevik dan Menshevik, dengan berharap kalau faksi Menshevik akan bergerak ke kiri. Inilah mengapa dia berada di luar kedua faksi tersebut.

[11] Greetings to the Italian, French, and German Communist, 4th Edition, XXX, 37

[12] Otto Wilhelm Kuusinen (1881-1964) adalah salah seorang pendiri Partai Komunis Finlandia dan anggota Komintern.

[13] Bohumir Smeral (1880-1941) adalah seorang Sosial Demokrat Cekoslovakia yang pada awalnya mendukung Perang Dunia Pertama. Dia adalah pemimpin sayap kanan Partai Komunis Cekoslovakia. Pada 1926 dia menjadi anggota Komite Eksekutif Komunis Internasional di Moskow untuk beberapa tahun dan setia pada Stalin.

[14] Seperti diketahui, notulensi-notulensi pertemuan bersejarah tersebut dibuang dari Jubilee Book atas perintah khusus Stalin dan hingga hari ini disembunyikan dari partai – L. T