Revolusi Proletariat dan Kautsky si Pengkhianat

V.I. Lenin (1918)


Majelis Konstituante dan Republik Soviet

 

Masalah Majelis Konstituante dan pembubarannya oleh kaum Bolshevik adalah inti dari seluruh pamflet Kautsky. Dia terus kembali ke topik ini, dan seluruh karya dari pemimpin ideologi Internasional Kedua ini dipenuhi dengan sindiran-sindiran bahwa kaum Bolshevik telah “menghancurkan demokrasi” (lihat salah satu kutipan Kautsky di atas). Masalah ini adalah masalah yang sungguh-sungguh menarik dan penting, karena di sini relasi antara demokrasi borjuasi dan demokrasi proletariat diajukan ke hadapan revolusi dalam bentuk yang praktis. Mari kita lihat bagaimana “teoretikus Marxis” kita menjawab masalah ini.

Dia mengutip “Tesis Majelis Konstituante”, yang ditulis oleh saya dan diterbitkan di koran Pravda pada 26 Desember 1917. Kita mungkin akan berpikir bahwa dengan mengutip tulisan saya Kautsky telah melakukan pendekatan yang serius terhadap masalah ini. Tetapi lihat bagaimana dia mengutipnya. Dia tidak mengatakan bahwa ada 19 tesis; dia tidak mengatakan bahwa tesis-tesis ini mendiskusikan relasi antara republik borjuis yang lazim dengan Majelis Konstituante dan republik Soviet, dan juga sejarah perbedaan di dalam revolusi kita antara Majelis Konstituante dengan kediktatoran proletariat. Kautsky mengabaikan semua ini, dan hanya mengatakan kepada para pembaca bahwa “kedua dari mereka (tesis-tesis ini) adalah cukup penting”: yang satu menyatakan bahwa perpecahan di antara kaum Sosialis-Revolusioner terjadi setelah pemilu Majelis Konstituante, tetapi sebelum Majelis Konstituante ini bertemu (Kautsky tidak menyebutkan bahwa ini adalah tesis kelima); dan tesis yang satu lagi, bahwa republik Soviet secara umum adalah bentuk demokrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Majelis Konstituante (Kautsky tidak menyebutkan bahwa ini adalah tesis ketiga).

Hanya dari tesis ketiga ini Kautsky mengutip dengan setengah lengkap, yakni baris-baris berikut ini:

 “Republik Soviet bukan hanya sebuah tipe institusi demokrasi yang lebih tinggi (dibandingkan dengan republik borjuis lazimnya yang dimahkotai oleh Majelis Konstituante), tetapi juga adalah satu-satunya bentuk institusi demokrasi yang dapat menjadi transisi yang paling tidak menyakitkan[1] ke sosialisme.” (Kautsky menghapus kata “lazimnya” dan kata-kata pengantar dari tesis tersebut: “Untuk transisi dari sistem borjuis ke sistem sosialis, untuk kediktatoran proletariat”).

Setelah mengutip kata-kata ini, Kautsky, dengan ironi yang luar biasa, menyatakan:

“Sungguh menyedihkan bahwa kesimpulan ini diraih hanya setelah kaum Bolshevik menemui diri mereka sebagai minoritas di dalam Majelis Konstituante. Sebelum itu, tidak ada yang menuntut diselenggarakannya Majelis Konstituante lebih bersemangat daripada Lenin.”

Inilah yang secara harfiah ditulis oleh Kautsky di halaman 31 dari bukunya!

Sungguh mengagumkan! Hanya seorang penjilat borjuasi yang dapat memalsukan ini guna memberi kesan kepada para pembaca bahwa semua yang dikatakan oleh kaum Bolshevik mengenai bentuk negara yang tinggi adalah sebuah rekaan yang hanya muncul setelah mereka menemui diri mereka sebagai minoritas di dalam Majelis Konstituante! Kebohongan seperti ini hanya dapat diucapkan oleh seorang bajingan yang telah menjual dirinya ke kaum borjuasi, atau, sama buruknya, seorang yang mempercayai Axelrod dan menyembunyikan sumber informasinya.

Bagi semua orang yang tahu bahwa pada hari tibanya saya di Rusia pada 4 April 1917, saya di depan publik membaca tesis saya di mana saya memproklamirkan superioritas tipe negara Komune Paris dibandingkan republik parlementer borjuis. Setelah itu, saya berulang kali menyatakan ini di koran. Misalnya, di sebuah pamflet mengenai partai-partai politik, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan pada Januari 1918 di koran Evening Post di New York.[2] Lebih dari itu, Konferensi Partai Bolshevik pada akhir April 1917 mengadopsi sebuah resolusi yang menyatakan bahwa republik proletariat dan tani adalah lebih superior dibandingkan dengan republik parlementer borjuis, dan bahwa Partai kami tidak akan puas dengan yang belakangan ini, dan bahwa Program Partai akan diubah sesuai dengan situasi.

Di hadapan fakta-fakta ini, nama apa yang bisa diberikan kepada muslihat Kautsky untuk meyakinkan para pembaca Jermannya bahwa saya telah dengan menggebu-gebu menuntut diselenggarakannya Majelis Konstituante, dan bahwa saya mulai “mengecilkan” martabat dan kehormatan Majelis Konstituante hanya setelah kaum Bolshevik menemui dirinya sebagai minoritas di dalamnya? Bagaimana seorang bisa memaafkan muslihat seperti ini?[3] Apa kita bisa mengatakan bahwa Kautsky tidak mengetahui fakta-fakta yang ada? Bila demikian, mengapa dia menulis mengenai topik ini? Atau mengapa dia tidak secara jujur mengumumkan bahwa dia menulis berdasarkan informasi yang disediakan oleh kaum Menshevik seperti Stein, Axelrod, dan yang lainnya? Dengan berpura-pura objektif, Kautsky ingin menyembunyikan perannya sebagai pelayan Menshevik, yang sakit hati karena mereka telah dikalahkan.

Akan tetapi, ini kecil dibandingkan apa yang akan datang.

Mari kita berasumsi bahwa Kautsky tidak dapat (?) memperoleh dari para informannya terjemahan resolusi-resolusi dan pernyataan-pernyataan Bolshevik mengenai masalah apakah kaum Bolshevik akan merasa puas atau tidak dengan republik parlementer demokratik borjuis. Mari kita asumsikan ini, walaupun ini adalah asumsi yang luar biasa. Tetapi Kautsky secara langsung menyebut tesis saya pada 26 Desember 1917, di halaman 30 dari bukunya.

Apa dia tidak tahu tesis ini dalam bentuknya yang lengkap, atau dia hanya tahu dari apa yang diterjemahkan untuknya oleh Stein, Axelrod, dkk? Kautsky mengutip tesis ketiga mengenai masalah fundamental apakah kaum Bolshevik, sebelum pemilu Majelis Konstituante, menyadari bahwa republik Soviet adalah lebih superior dibandingkan dengan republik borjuis, dan apakah mereka memberitahu rakyat mengenai ini. Tetapi dia tetap bungkam mengenai tesis kedua.

Tesis yang kedua adalah seperti berikut:

“Sementara menuntut diselenggarakannya Majelis Konstituante, Sosial Demokrasi Revolusioner semenjak permulaan Revolusi 1917 telah berulang kali menekankan bahwa republik Soviet adalah bentuk demokrasi yang lebih tinggi daripada republik borjuis lazimnya dengan Majelis Konstituante.” (Italik dari saya)

Untuk menggambarkan kaum Bolshevik sebagai orang-orang yang tidak prinsipil, sebagai “kaum oportunis revolusioner” (ini adalah ungkapan yang digunakan oleh Kautsky di bukunya, saya lupa dalam kaitan apa tepatnya), Tn. Kautsky telah menyembunyikan dari para pembaca Jermannya fakta bahwa tesis ini merujuk langsung pada deklarasi-deklarasi yang telah “berulang kali” dinyatakan!

Ini adalah metode yang dangkal, buruk, dan memuakkan! Inilah bagaimana caranya dia menghindari masalah teori!

Apakah benar atau tidak bahwa republik parlementer demokratik-borjuis lebih inferior dibandingkan republik tipe Komune Paris atau Soviet? Inilah masalah utamanya, dan Kautsky telah menghindar darinya. Kautsky telah “melupakan” semua yang telah dikatakan oleh Marx dalam analisanya terhadap Komune Paris. Dia juga telah “melupakan” surat Engels kepada Bebel pada 28 Maret 1875, di mana gagasan Marx yang sama ini diformulasikan dengan teramat jelas dan mudah dipahami: “Komune sudah bukan lagi negara dalam makna kata yang sesungguhnya.”

Di sini, teoretikus Internasional Kedua yang paling terkemuka, di dalam pamflet mengenai Kediktatoran Proletariat dan terutama berbicara mengenai Rusia, di mana masalah mengenai bentuk negara yang lebih tinggi daripada republik demokratik borjuis telah dikedepankan secara langsung dan berulang kali, mengabaikan masalah ini. Apa bedanya ini dengan pembelotan ke kamp borjuasi?

(Dalam hal ini juga, Kautsky hanya mengekor kaum Menshevik Rusia. Di antara kaum Menshevik Rusia, banyak yang tahu “semua kutipan” dari Marx dan Engels. Namun tidak ada satu pun kaum Menshevik, dari April sampai Oktober 1917 dan dari Oktober 1917 sampai Oktober 1918, yang berusaha sekalipun untuk memeriksa masalah mengenai tipe negara Komune Paris. Plekhanov juga menghindari masalah ini. Pada kenyataannya dia harus menghindari ini.)

Mendiskusikan pembubaran Majelis Konstituante[4] dengan orang-orang yang mengklaim dirinya sosialis dan Marxis, tetapi pada kenyataannya untuk masalah fundamental telah membelot ke kubu borjuasi, yakni masalah tipe negara Komune Paris, adalah seperti melempar mutiara ke seekor babi. Kita cukup menyajikan teks lengkap dari tesis saya mengenai Majelis Konstituante sebagai lampiran untuk buku ini. Para pembaca lalu dapat melihat bagaimana masalah ini diajukan pada 26 Desember 1917, dari sudut pandang teori, sejarah, dan politik praktis.

Bila Kautsky telah sepenuhnya meninggalkan Marxisme sebagai seorang teoretikus, dia setidaknya harus memeriksa masalah perjuangan antara Soviet dengan Majelis Konstituante sebagai seorang sejarawan. Dari banyak karya-karyanya kita tahu bahwa Kautsky tahu bagaimana menjadi seorang sejarawan Marxis, dan karya-karyanya tersebut akan tetap jadi bahan bacaan kaum proletariat walaupun dia telah berkhianat. Tetapi mengenai masalah ini, Kautsky, bahkan sebagai seorang sejarawan, memalingkan punggungnya ke kebenaran, mengabaikan fakta-fakta yang sudah terbukti dan bertingkah seperti seorang penjilat. Dia ingin menggambarkan kaum Bolshevik sebagai orang-orang yang tidak prinsipil dan dia mengatakan kepada para pembacanya bahwa kaum Bolshevik mencoba untuk berdamai dengan Majelis Konstituante sebelum membubarkannya. Sama sekali tidak ada yang salah dengan ini. Tidak ada yang ingin kami tarik kembali. Saya berikan tesis kami dengan lengkap dan di sana dikatakan dengan sejelas-jelasnya: Tuan-tuan borjuis kecil yang terombang-ambing, yang ada di dalam Majelis Konstituante, tunduk pada kediktatoran proletariat atau kami akan menaklukkan kalian dengan “metode revolusioner” (tesis 18 dan 19).

Inilah bagaimana seorang proletariat yang benar-benar revolusioner selalu bersikap dan akan selalu bersikap terhadap para borjuis kecil yang terombang-ambing.

Kautsky mengadopsi sebuah posisi yang formal dalam masalah Majelis Konstituante. Tesis saya dengan jelas dan berulang kali mengatakan bahwa kepentingan revolusi adalah lebih tinggi daripada hak-hak formal Majelis Konstituante (baca tesis 16 dan 17). Sudut pandang demokratik formal adalah sudut pandang kaum demokrat borjuis yang menolak mengakui bahwa kepentingan kaum proletariat dan perjuangan kelas proletariat adalah yang tertinggi. Sebagai seorang sejarawan, Kautsky tidak dapat menyangkal bahwa parlemen borjuis adalah organ dari kelas penguasa. Tetapi sekarang (untuk tujuan menolak revolusi) Kautsky harus melupakan Marxismenya, dan dia menghindari pertanyaan: Majelis Konstituante adalah organ kelas mana? Kautsky tidak mengkaji kondisi-kondisi yang konkret. Dia tidak ingin menghadapi fakta-fakta. Dia tidak mengatakan barang satu kata pun kepada para pembaca Jermannya mengenai fakta bahwa tesis saya mengandung tidak hanya penjabaran teoritis akan keterbatasan dari demokrasi borjuis (tesis 1 sampai 3), tidak hanya penjabaran kondisi-kondisi konkret yang menentukan perbedaan antara daftar caleg di pertengahan Oktober 1917 dan situasi yang sesungguhnya pada Desember 1917 (tesis 4 sampai 6), tetapi juga sejarah perjuangan kelas dan Perang Sipil pada Oktober-Desember 1917 (tesis 7-15). Dari sejarah yang konkret ini kita menarik kesimpulan (tesis 14) bahwa slogan “Semua Kekuasaan Untuk Majelis Konstituante!” telah, pada kenyataannya, menjadi slogan orang-orang Kadet dan Kaledin[5] dan kaki tangan mereka.

Kautsky sang sejarawan tidak mampu melihat ini. Kautsky sang sejarawan tidak pernah mendengar bahwa hak pilih universal kadang-kadang menghasilkan parlemen yang borjuis-kecil, kadang-kadang parlemen yang reaksioner dan kontra-revolusioner. Kautsky sang sejarawan Marxis tidak pernah mendengar bahwa bentuk pemilu, bentuk demokrasi, adalah satu hal, dan karakter kelas dari sebuah institusi adalah satu hal lain. Masalah karakter kelas dari Majelis Konstituante secara langsung diajukan dan dijawab di dalam tesis saya. Mungkin jawaban saya keliru. Kami akan sangat menerima kritik Marxis dari orang luar terhadap analisa kami. Alih-alih menulis baris-baris yang sangat konyol (yang banyak sekali di dalam buku Kautsky) mengenai pelarangan kritik terhadap Bolshevisme, dia mestinya membuat kritik itu sendiri. Tetapi dia tidak menawarkan kritik sama sekali. Dia bahkan tidak mengungkit masalah analisa kelas Soviet di satu pihak, dan analisa kelas Majelis Konstituante di lain pihak. Oleh karenanya mustahil untuk berargumen, untuk berdebat dengan Kautsky. Yang bisa kita lakukan hanya mendemonstrasikan kepada para pembaca mengapa Kautsky adalah seorang pengkhianat dan tidak bisa lain.

Perbedaan antara Soviet dan Majelis Konstituante memiliki sejarahnya. Bahkan seorang sejarawan yang tidak punya perspektif perjuangan kelas tidak bisa mengabaikannya. Kautsky tidak ingin menyentuh sejarah yang sesungguhnya ini. Kautsky telah menyembunyikan dari para pembaca Jermannya fakta yang sudah terbukti luas (yang hanya bisa disembunyikan oleh seorang Menshevik yang culas) bahwa perbedaan antara Soviet dan institusi “negara umumnya” (dalam kata lain, borjuis) telah eksis bahkan di bawah rejim Menshevik, dari Februari sampai Oktober 1917.  Sebenarnya, Kautsky mengadopsi posisi konsiliasi, kompromi, dan kolaborasi antara proletariat dan borjuasi. Tidak peduli sekeras apapun Kautsky ingin membantah ini, ini adalah kenyataan yang termaktub di dalam seluruh pamfletnya. Untuk mengatakan bahwa Majelis Konstituante tidak boleh dibubarkan adalah sama dengan mengatakan bahwa perjuangan melawan borjuasi tidak boleh diperjuangkan sampai garis akhir, bahwa kaum borjuasi tidak boleh ditumbangkan dan bahwa proletariat harus berdamai dengan mereka.

Mengapa Kautsky diam saja mengenai kenyataan bahwa kaum Menshevik telah melakukan kerja yang tercela ini dari Februari sampai Oktober 1917 dan tidak meraih apapun? Bila memang mungkin mendamaikan kaum borjuasi dengan kaum proletariat, mengapa kaum Menshevik tidak berhasil dalam melakukan ini? Mengapa kaum borjuasi menentang Soviet? Mengapa kaum Menshevik menyebut Soviet-soviet sebagai “demokrasi revolusioner”, dan kaum borjuasi sebagai “elemen-elemen berpunya”?

Kautsky telah menyembunyikan dari para pembaca Jermannya bahwa kaum Menshevik-lah yang, dalam “epos” pemerintahan mereka (Februari sampai Oktober 1917),  menyebut Soviet sebagai “demokrasi revolusioner”, dan oleh karenanya mengakui superioritas Soviet di atas semua institusi lainnya. Hanya dengan menyembunyikan fakta ini Kautsky sang sejarawan menciptakan kesan bahwa perbedaan antara Soviet dan borjuasi tidak memiliki sejarah, bahwa perbedaan ini timbul dengan sendirinya, tanpa sebab, tiba-tiba, karena perilaku buruk dari kaum Bolshevik. Namun, pada kenyataannya, yang meyakinkan rakyat akan kesia-siaan dari usaha kaum Menshevik dan menjauhkan kaum proletariat dari mereka adalah lebih dari enam bulan (suatu waktu yang panjang di masa revolusi) pengalaman di bawah Menshevik di mana mereka berusaha untuk berkompromi dan mendamaikan proletariat dengan borjuasi.

Kautsky mengakui bahwa Soviet adalah organisasi perjuangan proletariat yang hebat, dan bahwa Soviet punya masa depan yang cerah di hadapannya. Tetapi, biarpun dia berkata begitu, posisi Kautsky runtuh seperti rumah kartu, atau buyar seperti mimpi seorang borjuis kecil yang ingin menghindari perjuangan tajam antara proletariat dan borjuasi. Karena revolusi adalah sebuah perjuangan yang berkelanjutan dan terlebih lagi nekat, dan kaum proletariat adalah kelas pelopor dari semua rakyat tertindas, fokus dan pusat dari semua aspirasi rakyat tertindas untuk pembebasan mereka! Oleh karenanya, wajar saja kalau Soviet, sebagai organ perjuangan rakyat tertindas, merefleksikan dan mengekspresikan mood dan perubahan opini rakyat dengan lebih cepat, lebih penuh, dan lebih sesuai dibandingkan dengan institusi lainnya (inilah mengapa demokrasi Soviet adalah tipe demokrasi yang lebih tinggi).

Di periode antara 28 Februari dan 25 Oktober 1917, Soviet berhasil menyelenggarakan dua Kongres Seluruh-Rusia yang mewakili mayoritas populasi Rusia, semua buruh dan tani, dan 70 atau 80 persen kaum tani. Belum lagi ratusan bahkan ribuan kongres tingkat lokal, uyezd, kota, gubernia, dan regional. Selama periode ini, kaum borjuasi tidak berhasil menyelenggarakan satu pun pertemuan atau institusi yang mewakili mayoritas rakyat (kecuali “Konferensi Demokratik”[6] yang adalah olok-olokan, yang membuat murka kaum proletariat). Majelis Konstituante merefleksikan mood rakyat dan pengelompokan politik yang sama seperti saat Kongres Soviet Seluruh Rusia Pertama (Juni 1917). Ketika Majelis Konstituante diselenggarakan (Januari 1918), Kongres Soviet Kedua (Oktober 1917) dan Ketiga (Januari 1918) telah bertemu, dan kedua kongres ini telah menunjukkan sejelas-jelasnya bahwa rakyat telah berayun ke kiri, telah menjadi revolusioner, dan telah bergerak ke sisi kaum Bolshevik. Dalam kata lain, rakyat telah pecah dari kepemimpinan borjuis-kecil, telah pecah dari ilusi bahwa perdamaian dengan kaum borjuasi adalah hal yang mungkin, dan telah bergabung dengan perjuangan proletariat revolusioner untuk menumbangkan kaum borjuasi.

Jadi, bahkan sejarah eksternal Soviet menunjukkan bahwa Majelis Konstituante adalah sebuah badan yang reaksioner dan bahwa pembubaran adalah hal yang tak terelakkan. Tetapi Kautsky tetap berpegang teguh pada “slogannya”: biarlah “demokrasi murni” menang walaupun revolusi binasa dan kaum borjuasi mengalahkan kaum proletariat! Fiat justitia, pereat mundus! [Bahasa Latin untuk “Biarlah hukum ditegakkan, walaupun dunia mungkin akan binasa!” – Pent.]

Di bawah adalah hasil dari kongres-kongres Soviet Seluruh Rusia selama perjalanan sejarah Revolusi Rusia:

Kongres Soviet Seluruh Rusia

Jumlah Delegasi

Jumlah Delegasi Bolshevik

% Delegasi Bolshevik

Pertama (3 Juni 1917)

790

103

13

Kedua (25 Oktober 1917)

675

343

51

Ketiga (10 Januari 1918)

710

434

61

Keempat (14 Maret 1918)

1232

795

54

Kelima (4 Juli 1918)

1164

773

66

Dengan melihat sekilas hasil di atas kita dapat memahami mengapa pembelaan terhadap Majelis Konstituante dan kegaduhan (seperti dari Kautsky) mengenai Bolshevik yang tidak memiliki mayoritas populasi di belakang mereka adalah  olok-olokan di Rusia.


Catatan

[1] Kautsky jelas-jelas mencoba untuk menjadi ironis, dengan berkali-kali mengutip ekspresi transisi yang “paling tidak menyakitkan”; tetapi di beberapa halaman berikutnya dia melakukan pemalsuan dan mengutipnya menjadi transisi yang “tidak menyakitkan”! Tentu saja, dengan cara seperti ini sangatlah mudah untuk menaruh kekonyolan apapun ke dalam mulut seorang musuh. Pemalsuan ini juga membantu dia untuk menghindari inti dari argumen ini, yakni bahwa transisi yang paling tidak menyakitkan ke sosialisme hanyalah mungkin bila semua kaum miskin terorganisir (ke dalam Soviet-soviet) dan ketika pusat dari kekuasaan negara (proletar) membantu mereka untuk terorganisir.  – Catatan Lenin

[2] Pamflet Lenin “Political Parties in Russia and The Tasks of the Proletariat” diterbitkan oleh The Evening Post pada 15 Januari, 1918, dan oleh The Class Struggle, organ sayap kiri dari Partai Sosialis Amerika, di edisi nomor 4 untuk bulan November-Desember 1917. Ini juga diterbitkan sebagai edisi terpisah.

The Evening Post adalah koran borjuis yang diterbitkan di New York dari tahun 1801 (dari 1801 hingga 1832 koran ini bernama The New York Evening Post). Selama bertahun-tahun, koran ini mengikuti kebijakan liberal. Setelah Revolusi Oktober, koran ini menerbitkan perjanjian-perjanjian rahasia yang disetujui antara pihak Sekutu dan pemerintahan Tsar. Setelah itu, koran ini menjadi corong suara kaum imperialis yang paling reaksioner. Sekarang koran ini bernama The New York Post.

[3] Juga ada banyak kebohongan Menshevik seperti ini di dalam pamflet Kautsky! Ini adalah cercaan yang ditulis oleh seorang Menshevik yang sakit hati.

[4] Pada 27 Juni 1917, Pemerintahan Provisional memutuskan untuk menyelenggarakan pemilu Majelis Konstituante pada 30 September 1917. Pada bulan Agustus, mereka menundanya sampai 25 November.

Pemilihan untuk Majelis Konstituante berlangsung pada tanggal 25 November, setelah Revolusi Oktober. Para perwakilan terpilih berdasarkan daftar caleg sebelum Revolusi dan pemilu berlangsung sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Pemerintahan Provisional. Pemilu berlangsung di saat massa rakyat belumlah memahami signifikansi dari Revolusi Oktober. Ini memberikan keunggulan bagi kaum Sosialis-Revolusioner Kanan, dan mereka meraih mayoritas di daerah-daerah di luar pusat-pusat perkotaan dan industri. Majelis Konstituante bertemu di Petrograd pada 18 Januari 1918. Berdasarkan dekrit Komite Eksekutif Pusat Seluruh Rusia pada 19 Januari 1918, Majelis Konstituante dibubarkan karena Majelis ini, melalui mayoritasnya yang reaksioner, telah menolak Deklarasi Hak-Hak Rakyat Pekerja dan Tertindas yang diserahkan oleh Komite Eksekutif Pusat Seluruh Rusia dan telah menolak untuk menyetujui dekrit-dekrit dari Kongres Soviet Ke-2 mengenai perdamaian, reforma agraria, dan pemindahan kekuasaan ke Soviet.

[5] Alexei Kaledin (1861-1918) adalah Jenderal Rusia yang memimpin Tentara Putih di daerah Don dalam memerangi pemerintahan Soviet.

[6] Konferensi Demokratik Seluruh-Rusia diselenggarakan oleh Komite Eksekutif Soviet Menshevik/Sosialis-Revolusioner untuk mengambil keputusan mengenai kekuasaan dan bertemu di Petrograd pada 14-22 September 1917 (27 September  sampai 5 Oktober). Akan tetapi, pada kenyataannya, konferensi ini diselenggarakan untuk mengalihkan perhatian rakyat dari revolusi yang semakin dekat. Lebih dari 1500 delegasi hadir. Para pemimpin Menshevik dan Sosialis-Revolusioner melakukan segalanya untuk mengurangi perwakilan dari Soviet Buruh dan Tani, dan meningkatkan perwakilan dari berbagai organisasi borjuis-kecil dan borjuis, dan oleh karenanya mendapatkan mayoritas untuk diri mereka sendiri. Munisipalitas diberikan lebih banyak perwakilan, yang mengirim 300 delegasi; Zemstvo 200 delegasi, dan koperasi yang di bawah kendali Menshevik dan Sosialis-Revolusioner, 150 delegasi. Namun Soviet Buruh dan Tani yang mewakili mayoritas rakyat hanya diberi 230 delegasi. Kaum Bolshevik turut ambil bagian di dalam Konferensi ini untuk menggunakannya sebagai platform guna mengekspos kaum Menshevik dan Sosialis-Revolusioner.

Konferensi ini mengambil keputusan untuk membentuk sebuah Pra-Parlemen (Dewan Republik Provisional). Ini adalah usaha untuk menciptakan semacam sistem parlementer di Rusia. Menurut UU yang dirancang oleh Pemerintah Provisional, Pra-Parlemen ini akan menjadi badan penasihat pemerintah. Lenin dengan tegas menyerukan boikot, karena berada di dalamnya akan menciptakan kesan bahwa Pra-Parlemen ini akan dapat menyelesaikan tugas-tugas revolusi. Komite Pusat Partai mendiskusikan proposal Lenin dan memutuskan supaya Bolshevik mundur dari kursi-kursi mereka di Pra-Parlemen. Hanya Kamenev dan para kapitulator lainnya yang bersikeras ingin berpartisipasi. Pada sesi pembukaan, 7 (20) Oktober, para delegasi Bolshevik membacakan deklarasi mereka dan melakukan walk out.